Rabu, 15 Desember 2010
Your Call
call I'm desperate for your voice
Listening to the song we used to sing
In the car, do you remember
Butterfly, Early Summer
It's playing on repeat, Just like when we would meet
Like when we would meet
Cause I was born to tell you I love you
and I am torn to do what I have to, to make you mine
Stay with me tonight
Stripped and polished, I am new, I am fresh
I am feeling so ambitious, you and me, flesh to flesh
Cause every breath that you will take
when you are sitting next to me
will bring life into my deepest hopes, What's your fantasy?
(What's your, what's your, what's your...)
Cause I was born to tell you I love you
and I am torn to do what I have to, to make you mine
Stay with me tonight
And I'm tired of being all alone, and this solitary moment makes me want to come back home
x4
(I know everything you wanted isn't anything you have)
Cause I was born to tell you I love you
and I am torn to do what I have to, to make you mine
Stay with me tonight
Cause I was born to tell you I love you
and I am torn to do what I have to, to make you mine
Stay with me tonight
(I know everything you wanted isn't anything you have)
Selasa, 30 November 2010
Kamis, 18 November 2010
Sabtu, 18 September 2010
7 PERGURUAN TINGGI DI INDONESIA YANG TERBAIK DI ASIA
Rektor UI Prof. Dr. Gumilar Rusliwa Sasmita, Sabtu (15/05/2010) mengatakan, berdasarkan hasil lembaga survai internasional yang dikeluarkan tanggal 13 Mei lalu, ada tujuh perguruan tinggi di Indonesia yang masuk 200 top di Asia. Dibandingkan dengan tahun yang lalu, katanya, berarti terjadi penambahan satu perguruan tinggi.
“Pada tahun lalu hanya enam yang masuk 200 perguruan tinggi dari Indonesia. Ada penambahan satu yaitu Unpad Bandung, sekarang masuk menempati rangking 161,” kata Rektor Gumilar kepada “PRLM” di Tasikmalaya.
Penentuan rangking tersebut, kata Gumiar, berdasarkan Asian Peer Review (30 persen), paper per faculty (15 persen), citation per paper (15 persen), student_faculty ratio (20 persen), Asian employer revier (10 persen), Internasional faculty (2,5 persen), internasional student (2,5 persen), inbound and outbound exchange student sebanyak lima persen.
Menurut Gumilar, UI sendiri masuk rangking 50 di Asia ini. Prestasi itu stabil sebagaimana tahun lalu. “UI juga masuk enem besar atau enam perguruan tinggi besar di Asia Tenggara,” katanya.
Perguruan tinggi lainnya, seperti UGM menempati rangking 85, sebelumnya tahun yang lalu berada di rangking 63. Unair meningkat rangkingnya dari semula 130 tahun yang lalu, menjadi 109 tahun 2010 ini. ITB tahun lalu berada di rangking 80, sementara sekarang ada di rangking 113.
Posisi Undip dan IPB sama seperti tahun yang lalu. IPB berada di rangking 119, lalu Undip di posisi 161. Kesempatan itu, ujar Rektor Gumilar, UI akan berusaha untuk terus meningkatkan kualitasnya dalam berbagai bidang, dengan harapan agar bisa menempati rangking yang semakin baikKerajaan SRIWIJAYA
Pada tahun 1896 M, sarjana Jepang Takakusu menerjemahkan karya I-tsing, Nan-hai-chi-kuei-nai fa-ch‘uan ke dalam bahasa Inggris dengan judul A Record of the Budhist Religion as Practised in India and the Malay Archipelago. Namun, dalam buku tersebut tidak terdapat nama Sriwijaya, yang ada hanya Shih-li-fo-shih. Dari terjemahan prasasti Kota Kapur yang memuat nama Sriwijaya dan karya I-Tsing yang memuat nama Shih-li-fo-shih, Coedes kemudian menetapkan bahwa, Sriwijaya adalah nama sebuah kerajaan di Sumatera Selatan.
Lebih lanjut, Coedes juga menetapkan bahwa, letak ibukota Sriwijaya adalah Palembang, dengan bersandar pada anggapan Groeneveldt dalam karangannya, Notes on the Malay Archipelago and Malacca, Compiled from Chinese Source, yang menyatakan bahwa, San-fo-ts‘I adalah Palembang. Sumber lain, yaitu Beal mengemukakan pendapatnya pada tahun 1886 bahwa, Shih-li-fo-shih merupakan suatu daerah yang terletak di tepi Sungai Musi, dekat kota Palembang sekarang. Dari pendapat ini, kemudian muncul suatu kecenderungan di kalangan sejarawan untuk menganggap Palembang sebagai pusat Kerajaan Sriwijaya.
Sumber lain yang mendukung keberadaan Palembang sebagai pusat kerajaan adalah prasasti Telaga Batu. Prasasti ini berbentuk batu lempeng mendekati segi lima, di atasnya ada tujuh kepala ular kobra, dengan sebentuk mangkuk kecil dengan cerat (mulut kecil tempat keluar air) di bawahnya. Menurut para arkeolog, prasasti ini digunakan untuk pelaksanaan upacara sumpah kesetiaan dan kepatuhan para calon pejabat. Dalam prosesi itu, pejabat yang disumpah meminum air yang dialirkan ke batu dan keluar melalui cerat tersebut. Sebagai sarana untuk upacara persumpahan, prasasti seperti itu biasanya ditempatkan di pusat kerajaan. Karena ditemukan di sekitar Palembang pada tahun 1918 M, maka diduga kuat Palembang merupakan pusat Kerajaan Sriwijaya.
Petunjuk lain yang menyatakan bahwa Palembang merupakan pusat kerajaan juga diperoleh dari hasil temuan barang-barang keramik dan tembikar di situs Talang Kikim, Tanjung Rawa, Bukit Siguntang dan Kambang Unglen, semuanya di daerah Palembang. Keramik dan tembikar tersebut merupakan alat yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Temuan ini menunjukkan bahwa, pada masa dulu, di Palembang terdapat pemukiman kuno. Dugaan ini semakin kuat dengan hasil interpretasi foto udara di daerah sebelah barat Kota Palembang, yang menggambarkan bentuk-bentuk kolam dan kanal. Kolam dan kanal-kanal yang bentuknya teratur itu kemungkinan besar buatan manusia, bukan hasil dari proses alami. Dari hasil temuan keramik dan kanal-kanal ini, maka dugaan para arkeolog bahwa Palembang merupakan pusat kerajaan semakin kuat.
Sebagai pusat kerajaan, kondisi Palembang ketika itu bersifat mendesa (rural), tidak seperti pusat-pusat kerajaan lain yang ditemukan di wilayah Asia Tenggara daratan, seperti di Thailand, Kamboja, dan Myanmar. Bahan utama yang dipakai untuk membuat bangunan di pusat kota Sriwijaya adalah kayu atau bambu yang mudah didapatkan di sekitarnya. Oleh karena bahan itu mudah rusak termakan zaman, maka tidak ada sisa bangunan yang dapat ditemukan lagi. Kalaupun ada, sisa pemukiman dengan konstruksi kayu tersebut hanya dapat ditemukan di daerah rawa atau tepian sungai yang terendam air, bukan di pusat kota, seperti di situs Ujung Plancu, Kabupaten Batanghari, Jambi. Memang ada bangunan yang dibuat dari bahan bata atau batu, tapi hanya bangunan sakral (keagamaan), seperti yang ditemukan di Palembang, di situs Gedingsuro, Candi Angsoka, dan Bukit Siguntang, yang terbuat dari bata. Sayang sekali, sisa bangunan yang ditemukan tersebut hanya bagian pondasinya saja.
Seiring perkembangan, semakin banyak ditemukan data sejarah berkenaan dengan Sriwijaya. Selain prasasti Kota Kapur, juga ditemukan prasasti Karang Berahi (ditemukan tahun 1904 M), Telaga Batu (ditemukan tahun 1918 M), Kedukan Bukit (ditemukan tahun 1920 M) Talang Tuo (ditemukan tahun 1920 M) dan Boom Baru. Di antara prasasti di atas, prasasti Kota Kapur merupakan yang paling tua, bertarikh 682 M, menceritakan tentang kisah perjalanan suci Dapunta Hyang dari Minanga dengan perahu, bersama dua laksa (20.000) tentara dan 200 peti perbekalan, serta 1.213 tentara yang berjalan kaki. Perjalanan ini berakhir di mukha-p. Di tempat tersebut, Dapunta Hyang kemudian mendirikan wanua (perkampungan) yang diberi nama Sriwijaya.
Dalam prasasti Talang Tuo yang bertarikh 684 M, disebutkan mengenai pembangunan taman oleh Dapunta Hyang Sri Jayanasa untuk semua makhluk, yang diberi nama Sriksetra. Dalam taman tersebut, terdapat pohon-pohon yang buahnya dapat dimakan.
Data tersebut semakin lengkap dengan adanya berita Cina dan Arab. Sumber Cina yang paling sering dikutip adalah catatan I-tsing.
Ia merupakan seorang peziarah Budha dari China yang telah mengunjungi Sriwijaya beberapa kali dan sempat bermukim beberapa lama. Kunjungan I-sting pertama adalah tahun 671 M. Dalam catatannya disebutkan bahwa, saat itu terdapat lebih dari seribu orang pendeta Budha di Sriwijaya. Aturan dan upacara para pendeta Budha tersebut sama dengan aturan dan upacara yang dilakukan oleh para pendeta Budha di India. I-tsing tinggal selama 6 bulan di Sriwijaya untuk belajar bahasa Sansekerta, setelah itu, baru ia berangkat ke Nalanda, India. Setelah lama belajar di Nalanda, I-tsing kembali ke Sriwijaya pada tahun 685 dan tinggal selama beberapa tahun untuk menerjemahkan teks-teks Budha dari bahasa Sansekerta ke bahasa Cina. Catatan Cina yang lain menyebutkan tentang utusan Sriwijaya yang datang secara rutin ke Cina, yang terakhir adalah tahun 988 M.
Dalam sumber lain, yaitu catatan Arab, Sriwijaya disebut Sribuza. Mas‘udi, seorang sejarawan Arab klasik menulis catatan tentang Sriwijaya pada tahun 955 M. Dalam catatan itu, digambarkan Sriwijaya merupakan sebuah kerajaan besar, dengan tentara yang sangat banyak. Hasil bumi Sriwijaya adalah kapur barus, kayu gaharu, cengkeh, kayu cendana, pala, kardamunggu, gambir dan beberapa hasil bumi lainya.
Dari catatan asing tersebut, bisa diketahui bahwa Sriwijaya merupakan kerajaan besar pada masanya, dengan wilayah dan relasi dagang yang luas sampai ke Madagaskar. Sejumlah bukti lain berupa arca, stupika, maupun prasasti lainnya semakin menegaskan bahwa, pada masanya Sriwijaya adalah kerajaan yang mempunyai komunikasi yang baik dengan para saudagar dan pendeta di Cina, India dan Arab. Hal ini hanya mungkin bisa dilakukan oleh sebuah kerajaan yang besar, berpengaruh, dan diperhitungkan di kawasannya.
Pada abad ke-11 M, Sriwijaya mulai mengalami kemunduran. Pada tahun 1006 M, Sriwijaya diserang oleh Dharmawangsa dari Jawa Timur. Serangan ini berhasil dipukul mundur, bahkan Sriwijaya mampu melakukan serangan balasan dan berhasil menghancurkan kerajaan Dharmawangsa. Pada tahun 1025 M, Sriwijaya mendapat serangan yang melumpuhkan dari kerajaan Cola, India. Walaupun demikian, serangan tersebut belum mampu melenyapkan Sriwijaya dari muka bumi. Hingga awal abad ke-13 M, Sriwijaya masih tetap berdiri, walaupun kekuatan dan pengaruhnya sudah sangat jauh berkurang.
Silsilah
Salah satu cara untuk memperluas pengaruh kerajaan adalah dengan melakukan perkawinan dengan kerajaan lain. Hal ini juga dilakukan oleh penguasa Sriwijaya. Dapunta Hyang yang berkuasa sejak 664 M, melakukan pernikahan dengan Sobakancana, putri kedua raja Kerajaan Tarumanegara, Linggawarman. Perkawinan ini melahirkan seorang putra yang menjadi raja Sriwijaya berikutnya: Dharma Setu. Dharma Setu kemudian memiliki putri yang bernama Dewi Tara. Putri ini kemudian ia nikahkan dengan Samaratungga, raja Kerajaan Mataram Kuno dari Dinasti Syailendra. Dari pernikahan Dewi Setu dengan Samaratungga, kemudian lahir Bala Putra Dewa yang menjadi raja di Sriwijaya dari 833 hingga 856 M. Berikut ini daftar silsilah para raja Sriwijaya:
Dapunta Hyang Sri Yayanaga (Prasasti Kedukan Bukit 683, Talang Tuo, 684).
1. Cri Indrawarman (berita Cina, tahun 724).
2. Rudrawikrama (berita Cina, tahun 728, 742).
3. Wishnu (prasasti Ligor, 775).
4. Maharaja (berita Arab, tahun 851).
5. Balaputradewa (prasasti Nalanda, 860).
6. Cri Udayadityawarman (berita Cina, tahun 960).
7. Cri Udayaditya (berita Cina, tahun 962).
8. Cri Cudamaniwarmadewa (berita Cina, tahun 1003, prasasti Leiden, 1044).
9. Maraviyayatunggawarman (prasasti Leiden, 1044).
10. Cri Sanggaramawijayatunggawarman (prasasti Chola, 1044).
Periode Pemerintahan
Kerajaan Sriwijaya berkuasa dari abad ke-7 hingga awal abad ke-13 M, dan mencapai zaman keemasan di era pemerintahan Balaputra Dewa (833-856 M). Kemunduran kerajaan ini berkaitan dengan masuk dan berkembangnya agama Islam di Sumatera, dan munculnya kekuatan Singosari dan Majapahit di Pulau Jawa.
Wilayah Kekuasaan
Dalam sejarahnya, kerasaan Sriwijaya menguasai bagian barat Nusantara. Salah satu faktor yang menyebabkan Sriwijaya bisa menguasai seluruh bagian barat Nusantara adalah runtuhnya kerajaan Fu-nan di Indocina. Sebelumnya, Fu-nan adalah satu-satunya pemegang kendali di wilayah perairan Selat Malaka. Faktor lainnya adalah kekuatan armada laut Sriwijaya yang mampu menguasai jalur lalu lintas perdagangan antara India dan Cina. Dengan kekuatan armada yang besar, Sriwijaya kemudian melakukan ekspansi wilayah hingga ke pulau Jawa. Dalam sumber lain dikatakan bahwa, kekuasaan Sriwijaya sampai ke Brunei di pulau Borneo.
Dari prasasti Kota Kapur yang ditemukan JK Van der Meulen di Pulau Bangka pada bulan Desember 1892 M, diperoleh petunjuk mengenai Kerajaan Sriwijaya yang sedang berusaha menaklukkan Bumi Jawa. Meskipun tidak dijelaskan wilayah mana yang dimaksud dengan Bhumi Jawa dalam prasasti itu, beberapa arkeolog meyakini, yang dimaksud Bhumi Jawa itu adalah Kerajaan Tarumanegara di Pantai Utara Jawa Barat. Selain dari isi prasasti, wilayah kekuasaan Sriwijaya juga bisa diketahui dari persebaran lokasi prasasti-prasasti peninggalan Sriwjaya tersebut. Di daerah Lampung ditemukan prasasti Palas Pasemah, di Jambi ada Karang Berahi, di Bangka ada Kota kapur, di Riau ada Muara Takus. Semua ini menunjukkan bahwa, daerah-daerah tersebut pernah dikuasai Sriwijaya. Sumber lain ada yang mengatakan bahwa, kekuasaan Sriwijaya sebenarnya mencapai Philipina. Ini merupakan bukti bahwa, Sriwijaya pernah menguasai sebagian besar wilayah Nusantara.
Struktur Pemerintahan
Kekuasaan tertinggi di Kerajaan Sriwijaya dipegang oleh raja. Untuk menjadi raja, ada tiga persyaratan yaitu:
1. Samraj, artinya berdaulat atas rakyatnya.
2. Indratvam, artinya memerintah seperti Dewa Indra yang selalu memberikan kesejahteraan pada rakyatnya.
3. Ekachattra. Eka berarti satu dan chattra berarti payung. Kata ini bermakna mampu memayungi (melindungi) seluruh rakyatnya.
Penyamaan raja dengan Dewa Indra menunjukkan raja di Sriwijaya memiliki kekuasaan yang bersifat transenden.
Belum diketahui secara jelas bagaimana struktur pemerintahan di bawah raja. Salah satu pembantunya yang disebut secara jelas hanya senapati yang bertugas sebagai panglima perang.
Kehidupan Ekonomi, Sosial, Budaya
Sebagai kerajaan besar yang menganut agama Budha, di Sriwijaya telah berkembang iklim yang kondusif untuk mengembangkan agama Budha tersebut. Dalam catatan perjalanan I-tsing disebutkan bahwa, pada saat itu, di Sriwijaya terdapat seribu pendeta. Dalam perjalanan pertamanya, I-tsing sempat bermukim selama enam bulan di Sriwijaya untuk mendalami bahasa Sansekerta. I-tsing juga menganjurkan, jika seorang pendeta Cina ingin belajar ke India, sebaiknya belajar dulu setahun atau dua tahun di Fo-shih (Palembang), baru kemudian belajar di India. Sepulangnya dari Nalanda, I-tsing menetap di Sriwijaya selama tujuh tahun (688-695 M) dan menghasilkan dua karya besar yaitu Ta T‘ang si-yu-ku-fa-kao-seng-chuan dan Nan-hai-chi-kuei-nei-fa-chuan (A Record of the Budhist Religion as Practised in India and the Malay Archipelago) yang selesai ditulis pada tahun 692 M. Ini menunjukkan bahwa, Sriwijaya merupakan salah satu pusat agama Budha yang penting pada saat itu.
Sampai awal abad ke-11 M, Kerajaan Sriwijaya masih merupakan pusat studi agama Buddha Mahayana. Dalam relasinya dengan India, raja-raja Sriwijaya membangun bangunan suci agama Budha di India. Fakta ini tercantum dalam dua buah prasasti, yaitu prasasti Raja Dewapaladewa dari Nalanda, yang diperkirakan berasal dari abad ke-9 M; dan prasasti Raja Rajaraja I yang berangka tahun 1044 M dan 1046 M.
Prasasti pertama menyebutkan tentang Raja Balaputradewa dari Suwarnadwipa (Sriwijaya) yang membangun sebuah biara; sementara prasasti kedua menyebutkan tentang Raja Kataha dan Sriwijaya, Marawijayayottunggawarman yang memberi hadiah sebuah desa untuk dipersembahkan kepada sang Buddha yang berada dalam biara Cudamaniwarna, Nagipattana, India.
Di bidang perdagangan, Kerajaan Sriwijaya mempunyai hubungan perdagangan yang sangat baik dengan saudagar dari Cina, India, Arab dan Madagaskar. Hal itu bisa dipastikan dari temuan mata uang Cina, mulai dari periode Dinasti Song (960-1279 M) sampai Dinasti Ming (abad 14-17 M). Berkaitan dengan komoditas yang diperdagangkan, berita Arab dari Ibn al-Fakih (902 M), Abu Zayd (916 M) dan Mas‘udi (955 M) menyebutkan beberapa di antaranya, yaitu cengkeh, pala, kapulaga, lada, pinang, kayu gaharu, kayu cendana, kapur barus, gading, timah, emas, perak, kayu hitam, kayu sapan, rempah-rempah, dan penyu. Barang-barang ini dibeli oleh pedagang asing, atau dibarter dengan porselen, kain katun dan kain sutra.
Kamis, 12 Agustus 2010
ISI HATIKU UNTUKNYA
seakan menarik simpati ribuan lelaki
gerak nadiku seakan ingin menyapanya
tak tau kenapa mulutku tak mampu mengucapkan sebuah kata tuk dia
alangkah indahnya ketika dia tersenyum di cermin
mulutku ingin berkata banyak tetapi aku hanya dapat senyum
mencoba mengikuti dan melihat dia
namun rintihan hati ini berteriak
aku ingin mengenal lebih dekat dan semakin dekat
tetapi apalah daya, karna aku sangat takut melihatnya
kurasa aku hanya bisa mengaguminya dari belakang
mendengar suaranya,melihat senyumannya
itu sudah cukup bagiku
meskipun dia tak pernah melihatku
aku tau tentangmu kamu tak tau tentangku
hari ini, aku ingin mendekatimu
tanpa henti menggali tentang dirimu
andai dia milikku..
aku ingin sekali menikahinya suatu saat nanti
dengan cinta yang begitu tulus dari hati kecilku ini
aku berdoa siang malam kepada Tuhan
agar memberikan jalan yang terbaik
untuk para pecinta yang tak punya nyali
seperti ku ini
Sabtu, 31 Juli 2010
Harry Potter and the Deathly Hallows
Untuk film yang berdasarkan novel ini, lihat Harry Potter and the Deathly Hallows.
Harry Potter dan Relikui Kematian Harry potter deathly hallows US.jpg
Penulis J. K. Rowling
Judul asli Harry Potter dan Relikui Kematian
Penerjemah Listiana Srisanti
Ilustrator • Mary GrandPré (Amerika Serikat, RI)
• Jason Cockcroft (UK)
William Webb dan Michael Wildsmith (UK adult)
Negara Inggris Raya
Bahasa Bahasa Indonesia
Serial Harry Potter
Genre Fiksi, Fantasi
Penerbit Gramedia (Indonesia)
Bloomsbury Publishing PLC (Britania Raya), Scholastic Press (AS)
Tanggal terbit 13 Januari 2008 (hardcover), 26 Januari 2008 (softcover)
Terbitan dalam Bahasa Inggris 21 Juli 2007
Halaman 608 (Britania Raya), 759 (AS)
Seri sebelumnya Harry Potter dan Pangeran Berdarah-Campuran
Seri lanjutan tidak ada
Harry Potter dan Relikui Kematian (Inggris: Harry Potter and the Deathly Hallows) adalah buku ketujuh dan terakhir dari seri novel Harry Potter oleh J. K. Rowling.
Versi terjemahan dalam bahasa Indonesia ini akan diterbitkan dalam versi hardcover dan softcover, masing-masing pada 13 dan 26 Januari 2008.[1] Sebelumnya, versi bahasa Inggris Deathly Hallows, diluncurkan secara serentak di seluruh dunia di 93 negara[2], pada tanggal 21 Juli 2007, satu menit setelah tengah malam (00:01), British Summer Time.
Judul buku ini diumumkan pada 21 Desember 2006 melalui situs web Rowling, dan dikonfirmasikan tak lama kemudian oleh penerbitnya.[3] Rowling menyatakan bahwa seri terakhir ini berkaitan erat dengan buku sebelumnya, Harry Potter dan Pangeran Berdarah-Campuran, yang menurutnya "hampir seperti dua bagian dari satu novel".[4] Rowling meninggalkan sebuah pernyataan yang ditandatangani, tertulis di sebuah patung dada pualam di Hotel Balmoral, Edinburgh, yang menyatakan;
"JK Rowling telah selesai menulis Harry Potter and the Deathly Hallows di ruangan ini (652) pada 11 Januari 2007."[5]
Dalam situsnya pada 6 Februari 2007, Rowling menyatakan
"Walaupun saya menyukai setiap buku Potter sebelumnya, 'Deathly Hallows' adalah favorit saya, dan ini adalah sebuah cara yang sangat menyenangkan untuk menyelesaikan serial ini."[6]
Buku ini mendapat predikat best-seller di Amazon dan Barnes and Noble hanya beberapa jam setelah tanggal peluncurannya diumumkan.[7]
Daftar isi
[sembunyikan]
Ringkasan cerita
Perhatian: Bagian di bawah ini mungkin akan membeberkan isi cerita yang penting atau akhir kisahnya.
[sunting] Meninggalkan rumah Dursley
Harry Potter memasuki umur 17 tahun di mana ia mencapai umur kedewasaan secara dunia sihir. Sebelum berumur 17 tahun, Harry masih terlindung dari Voldemort selama ia tinggal di rumah keluarga Dursley yang memiliki pertalian darah dengannya. Dengan memasuki umur kedewasaannya, mantera itu akan terangkat dengan sendirinya dan mengharuskan Harry untuk melindungi dirinya sendiri.
Atas informasi dari Severus Snape, Lord Voldemort dan para pengikutnya mengetahui informasi mengenai akan terangkatnya mantera perlindungan ini dan berencana untuk menyergap Harry ketika ia akan meninggalkan rumah keluarga Dursley. Voldemort juga sedang mencari tongkat sihir baru yang dapat mengatasi tongkat sihir Harry. Sesaat sebelum mantera perlindungan Harry berakhir, keluarga Dursley diamankan ke tempat yang dirahasiakan, dan beberapa anggota Orde Phoenix tiba untuk mengawal Harry ke tempat yang aman. Enam orang menyamar sebagai Harry, tapi Harry yang asli ketahuan dalam perjalanan dan diserang oleh Voldemort dan para Pelahap Mautnya. Harry berhasil melarikan diri ke rumah keluarga Weasley, the Burrow, tapi Hedwig dan Mad-Eye Moody terbunuh dalam pertempuran.
Beberapa hari kemudian, Menteri Sihir Rufus Scrimgeour tiba di kediaman Weasley dan memberikan warisan Dumbledore untuk mereka: Deluminator untuk Ron (alat seperti korek api yang dapat memadamkan/menyalakan cahaya); buku mengenai kisah anak-anak sihir untuk Hermione; dan untuk Harry, pedang Godric Gryffindor dan Snitch pertama yang ditangkap Harry dalam pertandingan Quidditch pertamanya. Namun demikian, pedang Gryffindor ditahan oleh Menteri Sihir, karena kementerian berpendapat bahwa pedang tersebut bukanlah milik Dumbledore. Belakangan, dari Snitch itu muncul sebuah petunjuk yang ditulis oleh Dumbledore: "Aku membuka pada penutup" (bahasa Inggris: "I open at the close"). Walaupun ketiganya belum dapat mengetahui mengapa Dumbledore meninggalkan masing-masing mereka benda-benda tersebut, mereka mempercayai bahwa benda-benda itu dimaksudkan entah bagaimana untuk membantu mereka menemukan [horcrux-horcrux] Voldemort.
[sunting] Pencarian Horcrux
Dalam resepsi pernikahan Bill Weasley dan Fleur Delacour, Patronus dari Kingsley Shacklebolt muncul dengan peringatan bahwa Kementerian Sihir telah jatuh dan para Pelahap Maut sedang mendatangi mereka. Harry, Ron, dan Hermione melarikan diri dengan berdisapparate, dan akhirnya berlindung di markas besar Orde Phoenix yang telah ditinggalkan di Grimmauld Place nomor dua belas, rumah yang diwarisi Harry dari Sirius Black. Di rumah ini, Harry mendapati bahwa ternyata adik Sirius, Regulus yang tewas oleh Voldemort, memiliki nama Regulus Arcturus Black yang berinisial sama dengan "R.A.B." yakni orang yang mengambil Horcrux liontin Salazar Slytherin dari gua pinggir laut yang tersembunyi.[HP6] Hermione teringat pernah melihat sebuah liontin di antara barang-barang milik Kreacher, peri rumah di tempat itu. Kreacher merujuk Mundungus Fletcher yang mengakui telah mencuri liontin itu dari si peri rumah dan menggunakannya untuk menyogok Dolores Umbridge. Yakin bahwa liontin itu salah satu Horcrux yang sedang mereka cari, ketiganya memasuki Kementerian Sihir menggunakan samaran Ramuan Polijus. Mereka berhasil mengambil liontin itu dari leher Umbridge tanpa disadarinya, tapi tempat persembunyian mereka di Grimmauld Place berhasil diketahui musuh.
Ketiga sahabat itu melarikan diri. Mereka tidak berhasil membuka apalagi menghancurkan liontin itu, dan bergantian memakai liontin itu untuk menjaganya. Mereka juga berhasil mengetahui bahwa pedang "warisan Dumbledore" yang ditahan oleh kementerian sebenarnya adalah pedang tiruan; dan bahwa pedang Gryffindor yang aslilah yang dapat menghancurkan Horcrux-Horcrux itu. Harry hendak mencari pedang itu, tapi Ron, yang khawatir akan keamanan keluarga dan kecewa karena ternyata Harry tidak memiliki rencana apa pun dari Dumbledore, meninggalkan Harry dan Hermione. Keduanya kemudian pergi ke Godric's Hollow untuk mencari pedang itu. Di sana, mereka disergap oleh Voldemort dan Nagini. Ketika mereka berhasil melarikan diri, Hermione tanpa sengaja mematahkan tongkat sihir Harry.
Di Hutan Dean, Harry melihat sebuah Patronus berbentuk Rusa betina di dekat tempat mereka berkemah. Patronus itu membawanya ke sebuah kolam es berisikan pedang Gryffindor. Ketika Harry berusaha untuk menyelam ke dalam kolam es untuk mengambil pedang tersebut, Horcrux liontin yang dikenakannya tiba-tiba mengetat dan berusaha mencekik lehernya. Ron, yang menggunakan Deluminator untuk mencari Harry dan Hermione, tiba dan berhasil menyelamatkan Harry dari tenggelam di kolam itu, mengambil pedang, dan kemudian berhasil menghancurkan liontin itu. Ron memperingatkan Harry dan Hermione bahwa nama Voldemort sekarang telah menjadi dimanterai Tabu - sehingga orang yang berani menyebut nama itu akan menyebabkan tempatnya bersembunyi akan tersingkap..
[sunting] Relikui Kematian
Simbol Relikui Kematian (the Deathly Halows)
Ketiga sahabat pergi mengunjungi Xenophilius Lovegood, ayah Luna, untuk menanyakan mengenai simbol yang pernah mereka lihat digunakan oleh Xenophilius dan simbol yang sama dengan simbol yang ada di buku anak-anak milik Hermione. Lovegood menyatakan bahwa simbol itu adalah simbol dari Relikui Kematian (the Deathly Hallows), tiga benda legendaris yang dapat menaklukkan kematian: Tongkat sihir Elder (Elder Wand), Batu Kebangkitan (Resurrection Stone), dan Jubah Gaib. Ketika ditekan mengenai keberadaan Luna, Lovegood mengakui bahwa para Pelahap Maut telah menculik putrinya; dan bahwa ia juga telah memberitahu Kementerian Sihir (yang telah dikontrol oleh para Pelahap Maut) mengenai keberadaan ketiganya; namun mereka berhasil melarikan diri.
Beberapa pemburu harta karun menangkap ketiganya di perkemahan mereka setelah Harry secara ceroboh menyebut nama Voldemort. Mereka dipenjarakan di rumah keluarga Malfoy, bersama-sama dengan Luna Lovegood, Dean Thomas, Ollivander si pembuat tongkat sihir, dan goblin Griphook. Ketika menemukan pedang Gryffindor di antara milik mereka, Bellatrix Lestrange mencurigai bahwa mereka telah mencuri masuk ke tempat penyimpanan miliknya di Bank Gringott. Bellatrix menyiksa Hermione untuk mendapatkan informasi. Dobby berapparate ke penjara bawah tanah tempat mereka semua disekap dan menyelamatkan mereka. Petter Pettigrew turun ke bawah tanah untuk menyelidiki kegaduhan dan mencekik Harry, yang mengingatkan bahwa Pettigrew berhutang nyawa kepadanya.[HP3] Cengkeraman Pettigrew melemah, tangan peraknya terlepas dan mencekik tuannya sendiri sampai mati sebagai balasan hutang nyawa itu. Harry dan Ron berlarian menaiki tangga untuk menyelamatkan Hermione. Ron melucuti Bellatrix sementara Harry mengalahkan dan mengambil tongkat sihir Draco. Dobby muncul kembali dan mereka berempat berapparate ke rumah Bill dan Fleur Weasley. Sesaat sebelum mereka menghilang, Bellatrix melemparkan pisau dan secara fatal menembus tubuh Dobby.
Di kediaman Bill, Ollivander membenarkan akan keberadaan Tongkat Elder itu. Ia juga mengungkapkan bahwa sebuah tongkat sihir dapat memilih untuk berganti ke tuan yang baru jika pemiliknya dikalahkan atau dilucuti. Tindakan Bellatrix meyakinkan ketiga sahabat itu bahwa ada Horcrux lain yang disembunyikan di lemari besi Lestrange. Dengan bantuan Griphook, mereka memasuki Gringotts dan berhasil mengambil Horcrux yang lainnya, Piala Helga Hufflepuff. Griphook mencuri pedang Gryffindor, karena menganggap bahwa pedang itu sesungguhnya adalah milik kaum Goblin, dan ketiga sahabat berhasil melarikan Horcrux Piala itu. Dengan kejadian ini, Voldemort, yang berhasil mencuri Tongkat Elder dari makam Dumbledore, menyadari sepenuhnya bahwa Harry Potter dan sahabat-sahabatnya sedang mencari dan menghancurkan Horcrux-Horcruxnya. Secara tidak sengaja, pikiran Harry terhubung dengan pikiran Voldemort yang mengungkapkan bahwa ada satu lagi Horcrux yang disembunyikan di Hogwarts. Harry segera menyadari bahwa Horcrux di Hogwarts ini adalah Mahkota Rowena Ravenclaw.
[sunting] Pertempuran Hogwarts
Di Hogsmeade, Aberforth Dumbledore membantu Harry, Ron, dan Hermione untuk menyelinap masuk ke Hogwarts. Harry memperingatkan para staf pengajar Hogwarts bahwa Voldemort akan segera datang menyerbu. Orde Phoenix, Laskar Dombledore, para pelajar, dan banyak alumni Hogwarts tiba di sana ketika para pengikut Voldemort tiba menyerang. Pertempuran ini memakan banyak korban, di antaranya adalah Fred Weasley, Remus Lupin, Nymphadora Tonks, dan Colin Creevey. Sementara Harry mencari Horcrux Mahkota itu, Ron dan Hermione memasuki Kamar Rahasia untuk mengambil taring ular Basilisk yang dahulu dibunuh oleh Harry.[HP2] Hermione menggunakan taring itu untuk menghancurkan Horcrux Piala Hufflepuff. Dalam pencarian itu, Harry kemudian teringat bahwa ia pernah melihat Mahkota itu di Kamar Kebutuhan. Di kamar itu, ketiganya diserang oleh Malfoy, Crabbe, dan Goyle. Crabbe mempergunakan mantera Fiendfyre yang sangat kuat yang malah membunuh dirinya sendiri dan juga menghancurkan mahkota itu.
Pikiran Harry terhubung dengan pikiran Voldemort kembali, dan ketiganya segera pergi ke Shrieking Shack. Mereka mendengar Voldemort memberitahu Snape bahwa Tongkat Elder tidak dapat digunakannya dengan baik dikarenakan Snape telah menjadi tuan atas Tongkat itu setelah Snape membunuh pemilik Tongkat itu sebelumnya, Albus Dumbledore.[HP6] Voldemort yakin bahwa dengan membunuh Snape maka Tongkat itu akan menjadi miliknya seutuhnya. Ia menyuruh Nagini untuk membunuh Snape, kemudian pergi ke Hogwarts. Ketika Snape sedang jatuh sekarat, ia memberikan Harry memorinya. Memori ini kemudian mengungkapkan bahwa Snape, sekalipun tidak sepenuhnya baik, adalah orang yang setia kepada Dumbledore, didorong oleh cinta seumur hidupnya kepada ibu Harry, Lily Potter. Dumbledore, yang hidupnya sudah tidak lama lagi akibat kutukan yang mengenainya dari Horcrux Cincin Gaunt, telah menyuruh Snape untuk membunuh Dumbledore bila perlu, untuk melindungi peranan Snape dalam Orde Phoenix dan juga untuk menggantikan Draco Malfoy yang ditugasi Voldemort untuk membunuh kepala sekolahnya. Adalah Snape juga yang mengirimkan Patronus Rusa betina yang mengantar Harry ke pedang Gryffindor. Memori itu juga mengungkapkan bahwa Harry sendiri adalah Horcrux — Voldemort tidak akan dapat dibunuh selama Harry masih hidup.
Pasrah akan nasibnya, Harry pergi seorang diri ke Hutan Terlarang di mana Voldemort telah menunggu. Dalam perjalan itu, Harry menemukan petunjuk dari Snitch, yang membuka dan di dalamnya terdapat Batu Kebangkitan. Harry memanggil arwah dari orang tuanya, Sirius Black dan Remus Lupin, yang menenangkan dan menemaninya ke tempat Voldemort. Ia kemudian membiarkan kutukan Voldemort, Avada Kedavra, mengenai dirinya. Harry terbangun di suatu tempat seperti di dunia lain dan tidak yakin apakah ia masih hidup atau sudah mati. Albus Dumbledore muncul dan menjelaskan bahwa bagian jiwa Voldemort yang berada di dalam diri Harry telah dihancurkan oleh kutukan pembunuh itu. Ia menjelaskan juga bahwa seperti Voldemort tidak dapat dibunuh sementara bagian jiwanya masih tersisa, maka Harry juga tidak dapat dibunuh sementara darahnya masih mengalir di tubuh Voldemort. Harry, yang berhasil "mengalahkan maut" dengan menyatukan ketiga Relikui Kematian, mendapat pilihan untuk "meninggalkan dunia" atau kembali hidup di dunia.
Harry hidup kembali, tapi ia berpura-pura telah tewas. Voldemort menyuruh Hagrid untuk membawa Harry ke Hogwarts sebagai tanda kemenangan. Ketika pertempuran memanas kembali, Harry memakaikan dirinya sendiri Jubah Gaib. Neville menarik pedang Gryffindor dari Topi Seleksi dan berhasil memenggal kepala Nagini, menghancurkan Horcrux terakhir. Penduduk desa Hogsmeade, para Centaurus dari hutan, dan para peri rumah Hogwarts ikut masuk dalam pertempuran melawan para Pelahap Maut, yang mulai berbalik kalah unggul dalam jumlah. Di dalam puri, McGonagall, Kingsley, dan Slughorn berduel melawan Voldemort; sementara Ginny, Hermione, dan Luna melawan Bellatrix Lestrange. Ketika sebuah kutukan pembunuh hampir mengenai Ginny, Molly Weasley terjun ke pertempuran, mendorong para gadis menjauh, dan dengan sengit bertempur dengan Bellatrix. Ia berhasil membunuh Bellatrix dengan manteranya. Harry menampakkan dirinya kembali dan menantang Voldemort. Harry berhasil menyimpulkan bahwa Voldemort bukanlah pemilik sejati dari Tongkat Elder. Ketika Draco Malfoy melucuti Dumbledore di Menara Astronomi, Draco tanpa sadar telah menjadi pemilik Tongkat Elder; dan ketika Harry belakangan merebut tongkat Draco, ia sendiri menjadi pemilik baru yang sejati dari Tongkat Elder. Voldemort melemparkan Kutukan Pembunuh kepada Harry yang dilawan Harry dengan Mantera Pelucutan Senjata; namun Tongkat Elder melindungi tuannya sehingga kutukan Voldemort memantul dan berbalik membunuh Voldemort sendiri.
Setelah pertempuran berakhir, Harry mendatangi lukisan Dumbledore. Ia memberitahu bahwa ia akan menyimpan Jubah Gaib itu, tapi untuk mencegah ketiga Relikui Kematian itu bersatu kembali, Batu Kebangkitan akan dibiarkan di tempat ia terjatuh di Hutan Terlarang, dan Tongkat Elder akan dikembalikan ke makam Dumbledore. Jika Harry kelak meninggal tanpa terkalahkan, maka kekuatan Tongkat Elder akan padam seiring dengan kematiannya. Lukisan Dumbledore menganggukkan persetujuannya. Sebelum menempatkan Tongkat Elder kembali ke makam itu, Harry mempergunakannya untuk memperbaiki tongkat sihirnya sendiri yang telah patah.
[sunting] Epilog
Sembilan belas tahun kemudian, Harry telah menikah dengan Ginny Weasley, dan mereka memiliki tiga anak bernama James Sirius, Albus Severus, dan Lily Luna. Ron dan Hermione juga menikah dan memiliki dua anak, Rose dan Hugo. Keluarga-keluarga itu bertemu di Stasiun King's Cross, di mana Albus akan memasuki tahun pertamanya bersekolah di Hogwarts. James, anak pertama mereka, sudah bersekolah di Hogwarts, sementara Lily baru akan masuk ke Hogwarts dua tahun kemudian.
Anak baptis Harry yang berumur sembilan belas tahun, Teddy Lupin, ditemukan berciuman dengan Victoire Weasley (putri Bill dan Fleur) di salah satu kompartemen kereta. Teddy tampaknya sangat dekat dengan keluarga Potter, dengan perkataan Harry, "Ia sudah datang untuk makan malam bersama empat kali seminggu."
Harry juga melihat Draco Malfoy dan istrinya bersama putra mereka, Scorpius. Malfoy menganggukkan kepala singkat ke Harry, kemudian pergi.
Harry menenangkan Albus, yang khawatir akan masuk ke Slytherin. Ia memberitahu bahwa Severus Snape, dari mana nama Severus diambil, adalah seorang Slytherin dan ia adalah orang yang paling berani yang pernah ditemuinya. Harry juga membocorkan bahwa Topi Seleksi akan mengikuti pilihan seseorang.
Neville Longbottom telah menjadi guru Herbologi dan berteman baik dengan Harry.
Buku ini diakhiri dengan pengungkapan bahwa bekas luka Harry tidak pernah sakit lagi selama sembilan belas tahun sejak Pangeran Kegelapan dikalahkan, dan semuanya berjalan dengan baik.
Pembeberan isi cerita berakhir di sini.
[sunting] Komentar dan suplemen dari Rowling
Dalam sebuah wawancara[8] dan online chat,[9][10][11] Rowling memberikan informasi tambahan mengenai masa depan dari para tokoh utama yang tidak jadi dituliskannya di bagian epilog. Ia menyatakan:
* Harry menjadi seorang Auror di Kementerian Sihir dan kemudian diangkat sebagai Kepala Departemennya. Ia tetap menyimpan motor Sirius yang sudah diperbaiki oleh Arthur Weasley, tapi ia sudah tidak lagi bisa berbicara Parseltongue setelah hancurnya bagian jiwa Voldemort yang ada di dalam dirinya.
* Ginny Weasley bermain untuk tim Quidditch Inggris dan Irlandia, Holyhead Harpies selama beberapa waktu, dan kemudian menjadi jurnalis kepala untuk Quidditch di Daily Prophet.
* Ron bekerja selama beberapa saat bersama George di tokonya, Weasleys' Wizard Wheezes, dan belakangan menyusul Harry menjadi Auror.
* Hermione menemui orang tuanya di Australia dan menarik Mantera Perubahan Memori yang dikenakannya kepada mereka. Ia pada mulanya bekerja di Kementrian Sihir pada Departemen Pengaturan dan Pengawasan Makhluk Gaib, secara besar-besaran memperbaiki kehidupan para peri-rumah dan makhluk sejenisnya. Ia belakangan pindah ke Departemen Pelaksanaan Hukum Sihir dan membantu menghapuskan hukum yang sangat pro-darah murni.
* Rowling menjelaskan bahwa Albus Dumbledore adalah seorang yang berorientasi gay tetapi mengalami cinta tak berbalas dengan Gellert Grindelwald.[12]
Rowling juga menceritakan tentang masa depan para tokoh lainnya:
* George Weasley menjalankan toko leluconnya yang sangat berhasil, yang dibantu Ron pada awalnya. George menamai anak pertamanya Fred, mengikuti kembarannya yang telah tewas.
* Luna Lovegood berpetualang ke berbagai tempat di dunia untuk mencari makhluk-makhluk yang aneh dan unik. Ia akhirnya menikah dengan Rolf, cucu dari seorang naturalis terkenal, Newt Scamander, penulis buku Hewan-hewan Fantastis dan Di Mana Mereka Bisa Ditemukan.[11] Majalah sihir milik ayahnya, The Quibbler, telah kembali ke kondisi biasanya yang "memuat berita-berita aneh" dan dihargai untuk humornya yang tak disengaja.
* Firenze diterima kembali ke kawanannya, yang akhirnya mengakui bahwa kecenderungannya yang pro-manusia bukanlah sesuatu yang memalukan tetapi terhormat.
* Dolores Umbridge ditahan, diinterogasi, dan dipenjarakan atas kejahatan terhadap para penyihir kelahiran Muggle.
* Cho Chang menikahi seorang Muggle.[13]
* Neville Longbottom akhirnya menikah dengan Hannah Abbott.[14]
Terjadi perubahan besar di dunia sihir secara luas:
* Kingsley Shacklebolt menjadi Menteri Sihir, dengan Percy Weasley yang bekerja di bawahnya sebagai pejabat tinggi. Salah satu reformasi yang dibuat oleh Shacklebolt, Azkaban tidak lagi mempergunakan Dementor sebagai penjaganya. Hasilnya, dunia menjadi "tempat yang lebih cerah".
* Harry, Ron, dan Hermione juga telah mewarnai perubahan Kementerian menurut kemampuan mereka masing-masing.
* Di Hogwarts, Asrama Slytherin menjadi lebih cerah dan tidak lagi menjadi kubu darah-murni sebagaimana yang pernah terjadi sebelumnya. Namun demikian, reputasi gelapnya tetap ada.
* Kutukan Voldemort atas posisi Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam juga turut lenyap menyusul kematiannya, sehingga sekarang sudah ada guru Pertahanan yang permanen.
* Lukisan Snape, yang sebentar saja menjabat Kepala Sekolah Hogwarts setelah kematian Dumbledore, tidak muncul di dinding kantor kepala sekolah karena ia meninggalkan posnya. Harry berusaha untuk melobi agar lukisan Snape ditambahkan di sana, dan mengungkapkan kepada semua orang akan kesetiaan Snape yang sesungguhnya.
Sabtu, 24 Juli 2010
Kamis, 15 Juli 2010
A little piece of Heaven
for me to take what's mine, until the end of time
We were more than friends, before the story ends,
And I will take what's mine, create what
God would never design
Our love had been so strong for far too long,
I was weak with fear that
something would go wrong,
before the possibilities came true,
I took all possibility from you
Almost laughed myself to tears,
conjuring her deepest fears
Must have stabbed her fifty fucking times,
I can't believe it,
Ripped her heart out right before her eyes,
Eyes over easy, eat it eat it eat it
She was never this good in bed
even when she was sleepin'
now she's just so perfect I've
never been quite so fucking deep in
it goes on and on and on,
I can keep you lookin' young and preserved forever,
with a fountain to spray on your youth whenever
’Cause I really always knew that my little crime
would be cold that's why I got a heater for your thighs
and I know, I know it's not your time
but bye, bye
and a word to the wise when the fire dies
you think it's over but it's just begun
but baby don't cry
You had my heart, at least for the most part
’cause everybody's gotta die sometime, we fell apart
let's make a new start
’cause everybody's gotta die sometime yeah
but baby don't cry
Now possibilities I'd never considered,
are occurring the likes of which I'd never heard,
Now an angry soul comes back from beyond the grave,
to repossess a body with which I'd misbehaved
Smiling right from ear to ear
Almost laughed herself to tears
Must have stabbed him fifty fucking times
I can't believe it
Ripped his heart out right before his eyes
Eyes over easy
Eat it eat it eat it
Now that it's done I realize the error of my ways
I must venture back to apologize from somewhere far beyond the grave
I gotta make up for what I've done
’Cause I was all up in a piece of heaven
while you burned in hell, no peace forever
’Cause I really always knew that my little crime
would be cold that's why I got a heater for your thighs
and I know, I know it's not your time
but bye, bye
and a word to the wise when the fire dies
you think it's over but it's just begun
but baby don't cry
You had my heart, at least for the most part
’Cause everybody's gotta die sometime, we fell apart
Let’s make a new start
’Cause everybody's gotta die sometime yeah
But baby don't cry
I will suffer for so long
(What will you do, not long enough)
To make it up to you
(I pray to God that you do)
I'll do whatever you want me to do
(Well then I’ll grant you a chance)
And if it's not enough
(If it’s not enough, If it’s not enough)
If it's not enough
(Not enough)
Try again
(Try again)
And again
(And again)
Over and over again
We’re coming back, coming back
We’ll live forever, live forever
Let’s have wedding, have a wedding
Let’s start the killing, start the killing
Do you take this man in death for the rest of your unnatural life?
(Yes, I do.)
Do you take this woman in death for the rest of your unnatural life?
(I do.)
I now pronounce you...
’Cause I really always knew that my little crime
would be cold that's why I got a heater for your thighs
and I know, I know it's not your time
but bye, bye
And a word to the wise when the fire dies
you think it's over but it's just begun
but baby don't cry
You had my heart, at least for the most part
’Cause everybody's gotta die sometime, we fell apart
Let’s make a new start
’Cause everybody's gotta die sometime yeah
But baby don't cry
Selasa, 06 Juli 2010
UP TOWN GIRL
She's been living in her uptown world
I bet she never had a backstreet guy
I bet her mama never told her why
I'm gonna try for an uptown girl
She's been living in her white bread world
As long as anyone with hot blood can
And now she's looking for a downtown man
That's what I am
And when she knows what
She wants from her time
And when she wakes up
And makes up her mind
She'll see I'm not so tough
Just because
I'm in love with an uptown girl
You know I've seen her in her uptown world
She's getting tired of her high class toys
And all her presents from her uptown boys
She's got a choice
Uptown girl
You know I can't afford to buy her pearls
But maybe someday when my ship comes in
She'll understand what kind of guy I've been
And then I'll win
And when she's walking
She's looking so fine
And when she's talking
She'll say that she's mine
She'll say I'm not so tough
Just because
I'm in love
With and uptown girl
She's been living in her white bread world
As long as anyone with hot blood can
And now she's looking for a downtown man
That's what I am
Uptown girl
She's my uptown girl
You know I'm in love
With an uptown girl
My uptown girl
You know I'm in love
With an uptown girl
My uptown girl
LOVE
Ini kisah hidup seorang anak muda
karna tdk ada inspirasi lg klo gtu to be continued ..